Dinas Kesehatan
Kota Bogor
Pendampingan Klinis Program Emas Pertama (P1) Puskesmas
Pendampingan Klinis Program Emas Pertama (P1) Puskesmas
Pendampingan Klinis Program Emas
25 May 2023

Halo Sobat Sehat,

Jumat, 19 Mei 2023. Dinas Kesehatan Kota Bogor melaui Bidang Kesehatan Masyarakat Tim kerja Kesehatan Keluarga melakukan kunjungan ke Puskesmas Cigombong untuk mendapatkan gambaran implementasi standar yang diterapkan oleh tiap faskes yang akan diintervensi EMAS tahun ini agar dapat menurunkan AKI dan AKB.

Tahukah sobat sehat, dalam rangka mengakselerasi pencapaian Millenium Development Goals 2015, EMAS (Expanding Maternal  and Neonatal Survival) bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan dana dari USAID melakukan berbagai kegiatan yang terintegrasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan emergensi maternal dan neonatal serta meningkatkan sistem jejaring rujukan maternal dan neonatal di 6 provinsi di Indonesia. Mengingat kerja keras pemerintah Indonesia hingga saat ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan untuk menangani emergensi maternal dan neonatal melalui berbagai pelatihan serta PONED dan PONEK, program EMAS memikirkan suatu terobosan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan penanganan emergensi maternal dan neonatal salah satunya adalah melalui pendampingan klinis.

Pendampingan klinis merupakan bagian dari kegiatan pendidikan berkelanjutan dalam sistem pelayanan kesehatan. Program pendampingan klinis ini sudah dikembangkan di beberapa negara oleh WHO dan belum secara umum dikerjakan di Indonesia kecuali di center - center pendidikan. Dalam kaitannya dengan akselerasi pencapaian penurunan kematian maternal dan neonatal, maka bersama dengan komponen supporting lain dalam program EMAS diharapkan melalui pendampingan klinis dalam jejaring rujukan maka kematian maternal dan neonatal lebih cepat diturunkan, terutama dengan menambah jejaring rujukan yang ada.

Pelaksanaannya tentu saja perlu ditunjang oleh sebuah sistem tata kelola klinis yang baik, dimana di dalamnya terdapat sebuah organisasi yang selalu belajar disertai kepemimpinan klinis yang mumpuni. Tanpa kedua hal tersebut sebagai budaya maka akan sulit tercapai sebuah pelayanan kesehatan yang berkualitas terutama pelayanan emergensi maternal dan neonatal.

Pendampingan klinis dilakukan pada institusi rumah sakit yang sudah menyatakan berkomitmen untuk melakukan peningkatan mutu pelayanan kesehatan gawat darurat kebidanan melalui peningkatan mutu pada sisi suplai dan demand serta melakukan berbagai kegiatan advokasi untuk memperbaiki kebijakan pemerintah terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB. Untuk dapat mencapai mutu pelayanan yang diharapkan baik ditinjau dari sisi suplai maupun demand dibutuhkan koordinasi dan partisipasi aktif dari stakeholder di tingkat Kabupaten/Kota dan puskesmas serta rumah sakit.