Dinas Kesehatan
Kota Bogor
PENYERAHAN KACA MATA PROGRAM “MATAKU JENDELAKU”
PENYERAHAN KACA MATA PROGRAM “MATAKU JENDELAKU”
Penyerahan Kaca Mata
14 February 2022

Siswa SD mengikuti pemeriksaan mata pada program Mataku Jendelaku di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (14/02/2022).

Pemeriksaan mata dan pemberian kacamata gratis oleh Jabar Bergerak bersama Lions Club Bandung Raya tersebut diikuti sebanyak 109 pelajar di Kota Bogor yang memiliki kelainan refraksi lain seperti Silindris atau kelainan axis, dan katarak sehingga memerlukan layanan rujukan lanjutan.

Kegiatan Skrining Mata pada tgl 23 dan 24 Nov 2021, tempat : mall Boxies, dihadiri oleh : 415 org anak sekolah kurang mampu usia 7-18 tahun.

Hasil Skrining : sebanyak 392 org anak mengalami kelainan refraksi dan kelainan mata lainnya seperti katarak, membutuhkan kaca mata plus, dan membutuhkan pelayanan  kesehatan mata lainnya. dalam hal ini yang memenuhi kriteria pemberian kaca mata sebanyak :  283 orang anak. ( minus 0,75 s/d minus 6 dan plus 0,75 s/d plus 6). Sebanyak 109 org anak sekolah yang diluar kriteria kelainan refraksi tersebut membutuhkan pelayanan rujukan Kesehatan mata.

Menurut data lebih dari 500 juta anak usia sekolah di dunia akan mengalami rabun jauh (miopi) di tahun 2050. (Data Clearly pada konferensi di London). Di Indonesia, prevalensi kelainan refraksi menempati urutan pertama pada penyakit  mata, hampir 25 % penduduk mengalami kelainan refraksi.

Sedangkan di Kota Bogor dari hasil penjaringan Kesehatan siswa diperoleh hasil sbb :

  • TK/RA/PAUD : prevalensi kelainan Refraksi 0,01%
  • SD/MI     : prevalensi kelainan Refraksi 0,65%
  • SMP/MTs : prevalensi kelainan Refraksi 5,15%
  • SMA/SMK : prevalensi kelainan Refraksi 7,38%

Gangguan penglihatan merupakan masalah yang penting terutama pada anak mengingat 80% informasi selama 12 tahun pertama kehidupan anak didapatkan melalui penglihatan. Kondisi pandemik yang sudah berjalan dua tahun yang mengharuskan seluruh sekolah mengikuti aturan pemerintah dengan mengadakan pembelajaran secara daring, sehingga anak belajar di rumah melalui layar hp ataupun komputer, hal ini berdampak anak akan mengalami penurunan dalam penglihatan.