Dinas Kesehatan
Kota Bogor
PRESS RELEASE SITUASI TERKINI KASUS CAMPAK DI KOTA BOGOR
PRESS RELEASE SITUASI TERKINI KASUS CAMPAK DI KOTA BOGOR
PRESS RELEASE SITUASI TERKINI KASUS CAMPAK DI KOTA BOGOR
01 February 2023

Halo Sobat Sehat!

PRESS RELEASE SITUASI TERKINI KASUS CAMPAK DI KOTA BOGOR

Sehubungan dengan ditetapkannya status KLB Campak di Kab.Bogor dan Kab.Bandung Barat Tahun 2022, Dinas Kesehatan Kota Bogor dengan ini menyampaikan hal - hal berikut:

  1. Penyakit campak yang dikenal juga sebagai morbili atau measles merupakan penyakit yang sangat menular (infeksius) disebabkan oleh Morbilivirus. Tanda khas yang dapat dikenali sebagai campak adalah panas badan biasanya >38°C dan bercak merah (ruam) yang dimulai dari belakang telinga selama 3 hari atau lebih, beberapa hari kemudian (4-7 hari) menyebar ke seluruh tubuh. Dibeberapa kasus disertai salah satu atau lebih gejala batuk, pilek, mata merah atau berair.
  2. Virus campak sendiri ditularkan melalui droplet yang keluar dari hidung, mulut atau tenggorokan orang terinfeksi virus campak pada saat bicara, batuk, bersin atau melalui sekresi hidung. Masa inkubasi penyakit campak adalah 7-18 hari, rata-rata 10 hari. Tanda bahaya campak yang perlu diwaspadai adalah dehidrasi, napas cepat, cekungan dinding dada, tidak bisa makan dan minum, sulit dibangunkan, Buang Air Kecil (BAK) kurang, keluar cairan dari telinga, dan ada nanah/cairan kuning hijau di mata.
  3. Sebagian besar penderita campak akan sembuh tanpa pengobatan. Komplikasi sering terjadi pada anak usia <5 tahun dan penderita dewasa >20 tahun. Kasus campak pada kasus malnutrisi dan defisiensi vitamin A serta immune deficiency (HIV) dapat menyebabkan komplikasi campak yang lebih berat. Kematian akibat campak umumnya disebabkan karena komplikasinya seperti bronchpneumonia, diare berat dan gizi buruk serta penanganan yang terlambat. Salah satu bentuk tatalaksana kasus campak selain pengobatan simptomatis adalah pemberian vitamin A dosis tinggi
    sesuai usia dengan mengikuti ketentuan yang sudah diatur dalam pedoman tatalaksana kasus campak rubella.
  4. Campak akan menyerang hampir 100% anak yang tidak kebal terhadap virus tersebut. Pemenuhan status imunisasi dasar lengkap merupakan cara dalam pencegahan dan pengendalian karena campak merupakan Penyakit Yang Dapat Dicegah Imunisasi (PD3I). Campak sendiri termasuk ke dalam penyakit yang berpotensi wabah/KLB (Kejadian Luar Biasa).
  5. Kriteria penetapan KLB Campak Rubella :
    - KLB Suspek Campak Rubela : Adanya 5 atau lebih kasus suspek campak-rubella dalam waktu empat minggu berturut-turut dan ada hubungan epidemiologi.
    - KLB Campak Pasti : Minimal 2 hasil laboratorium positif IgM campak dan ada hubungan epidemiologi.

    Sementara itu, KLB akan dinyatakan berhenti apabila tidak ditemukan kasus baru dalam waktu 2 kali masa inkubasi atau rata-rata satu bulan setelah kasus terakhir.
  6. Sepanjang tahun 2022, Kota Bogor melaporkan sebanyak 113 kasus Suspek Campak Rubella dengan hasil 40 positif Campak, 7 positif Rubella dan 66 Negatif. Ditemukannya kasus suspek campak rubella didasarkan dari pelaksanaan kegiatan surveilans yang aktif dari Puskesmas dan Rumah sakit dengan cara melaporkan setiap kasus dengan kriteria demam dan ruam. 40 data positif campak diatas tidak memenuhi kriteria KLB karena tidak memiliki hubungan secara epidemiologi (orang,tempat dan waktu).
  7. Berdasakan analisa sebaran data menurut tempat, maka kasus positif campak tersebar di 24 dari 68 kelurahan di Kota Bogor, dimana terdapat 4 kelurahan dengan lebih dari satu kasus positif campak yaitu Kel. Gunung Batu (4 kasus), Kel. Loji (3 kasus), Kel. Pasir Jaya (3 kasus) dan Kel. Mulyaharja (3 kasus).
  8. Target cakupan Imunisasi Campak 9-11 bulan tahun 2022 adalah 95% dan Kota Bogor sudah melebihi target yaitu 96,55%. Namun, jika capaian imunisasi dirunut berdasarkan kelurahan dan dikaitkan dengan data kasus positif campak terbesar dari 4 kelurahan tersebut, maka angka cakupan imunisasi campak 9-11 bulannya adalah Kel. Gunung Batu 88,6%, Kel. Loji 101,6%, Kel. Pasir Jaya 95,6% dan Kel. Mulyaharja 91,1%. Dari data diatas, rendahnya cakupan imunisasi merupakan faktor pendukung ada kasus positif di suatu wilayah. Selain itu faktor transmisi dari daerah perbatasan dengan kelurahan atau kabupaten/kota yang terdampak dan cakupan imunisasi yang rendah di tahun-tahun sebelumnya menjadi faktor pendukung walaupun capaian imunisasi tersebut sudah mencapai target. Perlu penyelidikan epidemiologi lebih lanjut untuk penentuan faktor penyebabnya.
  9. Seiring dengan semakin baiknya sistem surveilans di Kota Bogor, maka situasi di tahun 2023 sampai dengan tanggal 25 Januari 2023, Kota Bogor telah mengirimkan 87 sampel kasus suspek campak ke Laboratorium Bio Farma Bandung dengan keterangan masih menunggu hasil.
  10. Sebagai bentuk respon cepat terhadap situasi di atas, Dinas Kesehatan Kota Bogor menghimbau puskesmas dan rumah sakit se-kota Bogor untuk meningkatkan sistem kewaspadaan dini, dengan cara memperkuat kinerja surveilans campak melalui pemantauan wilayah setempat (PWS), pelaksanaan promosi kesehatan tentang baha PD3I pada anak dan pemenuhan status imunisasi dasar lengkap di wilayah.
  11. Dinas Kesehatan Kota Bogor juga menghimbau kepada masyarakat untuk segera melengkapi status imunisasi dasar lengkap sebagai bentuk proteksi terhadap berbagai jenis PD3I dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Selanjutnya kenali gejala khas dari penyakit campak, mendatangi fasyankes untuk melakukan pengobatan dan melakukan isolasi agar mata rantai penularan bisa segera dihentikan.

Bogor, 27 Januari 2023
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor

dr. Sri Nowo Retno, MARS


Lampiran File