Dinas Kesehatan
Kota Bogor
The Asean Youth Workhop On Tobacco Control Delegation di Kampung Keren Tanpa Rokok
The Asean Youth Workhop On Tobacco Control Delegation di Kampung Keren Tanpa Rokok
Foto Kegiatan The Asean Youth Workhop On Tobacco Control Delegation di Kampung Keren Tanpa Rokok
31 August 2023

Haloo Sobat Sehat,

Tahukah kamu, penggunaan tembakau telah diidentifikasi sebagai ancaman signifikan terhadap kesehatan dan pembangunan suatu negara, yang menyebabkan penyakit tidak menular (PTM) seperti kanker, penyakit kardiovaskular, penyakit paru-paru kronis, dan diabetes melitus. Selain itu, tembakau dapat berakibat fatal bagi mereka yang bukan perokok, dengan paparan terhadap perokok pasif yang menyebabkan 1,2 juta kematian setiap tahunnya. Yang mengkhawatirkan, WHO menyebutkan bahwa hampir separuh anak-anak menghirup udara yang tercemar asap tembakau, dan 65.000 anak meninggal setiap tahun karena penyakit yang berhubungan dengan perokok pasif. Merokok selama kehamilan dapat menyebabkan beberapa kondisi kesehatan seumur hidup pada bayi. Mayoritas kematian akibat tembakau terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, sering kali disebabkan oleh campur tangan dan pemasaran intensif yang dilakukan oleh industri tembakau.

Sebagian besar pengguna tembakau dewasa saat ini mulai menggunakan produk tembakau pada usia muda, dan terus menggunakannya hingga dewasa. Menurut perkiraan global, hampir 9 dari 10 perokok mulai merokok sebelum usia 18 tahun, dan 98% mulai merokok pada usia 26 tahun. Sekitar 3 dari 4 perokok remaja menjadi perokok dewasa. Ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap meningkatnya jumlah perokok muda di ASEAN. Di beberapa Negara Anggota ASEAN (AMS) rokok dijual dengan harga murah dan mudah didapat, banyak juga anak-anak yang mulai merokok di usia muda karena terpapar iklan, promosi, dan sponsorship tembakau (TAPS). Penelitian di Indonesia menemukan bahwa kemungkinan siswa mengonsumsi lebih banyak rokok meningkat 1,93 kali lipat (siswa SMP) dan 2,78 kali (siswa SMA) di lingkungan dengan kepadatan TAPS tinggi. Asia Tenggara adalah rumah bagi lebih dari sepertiga anak-anak berusia 13 hingga 15 tahun di dunia (34% atau 14,8 juta) yang menggunakan berbagai bentuk tembakau, sebuah statistik yang mengkhawatirkan. Selain itu, penggunaan tembakau sangat terkait dengan kemiskinan dan pembangunan di kawasan ASEAN. Data yang dikumpulkan oleh SEATCA menunjukkan bahwa sebagian besar generasi muda di ASEAN terpapar asap rokok, baik di dalam maupun di luar rumah mereka. Beberapa faktor berkontribusi terhadap peningkatan jumlah perokok muda di ASEAN, termasuk keterjangkauan dan aksesibilitas rokok, serta paparan terhadap TAPS.

Untuk mengatasi permasalahan mendesak mengenai rokok di ASEAN dan perlunya kebijakan pengendalian tembakau yang komprehensif, sejumlah inisiatif yang dipimpin oleh kaum muda dalam pengendalian tembakau telah dilakukan, seperti penelitian, advokasi, dan kampanye di tingkat nasional dan internasional. Mengingat generasi muda merupakan target utama industri tembakau, maka mereka harus menjadi fokus utama dalam upaya pendidikan dan promosi pengendalian tembakau. Memberikan kesempatan yang lebih besar kepada generasi muda untuk berpartisipasi dalam upaya-upaya ini, termasuk kampanye digital dan media sosial, yang banyak diakses oleh generasi muda, sangatlah penting.

Dalam ASEAN Post-2015 Health Development Agenda (APHDA) 2021-2025, Pengurangan Konsumsi Tembakau dan Penggunaan Alkohol Berbahaya sebagai salah satu Prioritas Kesehatan di bawah lingkup ASEAN Health Cluster 1. Kementerian Kesehatan Indonesia menginisiasi ASEAN Youth Workshop on Tobacco Kontrol untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemuda ASEAN mengenai pengembangan dan implementasi kampanye pengendalian tembakau digital skala regional.